Tumpang
sari antara Jambu biji Kristal dan Bawang daun sala satu terafan IFS
(integrated farming system)
Tanaman jambu biji Kristal
merupakan tanaman tahunan yang memerlukan luas lahan yang banyak. Akan tetapi
optimalisasi lahan anatara selah tanaman jambu biji Kristal tidak
termanfaatkan sehingga gulma dapat
tumbuh dengan subur. Untuk memanfaatkan
selah tanaman jambu Kristal maka
perlu ditanam tanaman semusim dan tidak mempunyai persaingan yang ketat dengan
tanaman jambu Kristal itu sendiri.
Tanaman yang dapat
ditumpang sarikan dengan tanaman jambu Kristal antara lain tanaman bawang daun,
karena tanaman bawang dalam perakarannya yaitu menggunakan akar serabut
sehingga tidak mengganggu tanaman pokok yaitu tanaman jambu Kristal itu
sendiri. Tanaman bawang bersifat musiman sehingga umurnya panennya tidak
terlalu lama.
Di selah-selah tanaman
jambu Kristal dibuat bedengan dengan jarak 1,2x10 m untuk ditanami bawang daun.
Pada saat pemupukan
pupuk yang diberikan yaitu pupuk organik karena selain dapat digunakan untuk
menambah unsur hara juga dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat
biologi tanah. Kebutuhan pupuk organik pada tanaman jambu Kristal yaitu
sebanyak 10 kg dan diberikan 2x dalam setahun, sedangkan untuk kebutuhan bawang
daun yaitu sebanyak 10 kg per bedengan
dengan luas bedengan 1,2x10 m.
Tanaman jambu Kristal pada
panen perdana dapat menghasilkan buah sebanyak 4 kg per tanaman sedangkan untuk
bawang daun dapat menghasilkan 450 kg per luasan 3500 m2. Harga jambu
Kristal dipasaran mencapai rp 10.000/kg dan harga bawang daun dipasaran yaitu
rp 6.000/kg.
Oftimalisasi lahan
dapat dilakukan untuk menekan biaya kerugian akibat serangan hama ataupun
penyakit, selain itu juga dapat sebagai penyeimbang modal apabilah harga jambu
biji dipasaran menurun.keuntungan lain yang ditimbulkan dengan adanya sistem
tumpang sari ini yaitu ada sebagian hama yang tidak dapat menyerang tanaman
jambu biji Kristal karena bau dari tanaman bawang.